CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS TINGKAT LANJUT FASE F Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program Paket C)
CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS TINGKAT
LANJUT Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program Paket C)
A.
Rasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
Bahasa
Inggris Tingkat Lanjut adalah program di luar pengajaran bahasa Inggris wajib,
yang diberikan untuk Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program Paket C) dengan
memfasilitasi peserta didik yang benar-benar berminat untuk mempelajari bahasa
Inggris dengan lebih komprehensif dan terfokus. Program ini diharapkan dapat
membantu peserta didik agar berhasil mencapai kemampuan akademik yang
ditargetkan serta life skills yang diperlukan untuk dapat hidup
dalam tatanan dunia dan teknologi yang berubah dengan cepat. Selain life
skills, di dalam
pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut juga menekankan pada keterampilan
Abad 21 (berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi),
pengembangan karakter, dan literasi sesuai kebutuhan.
Pengajaran
Bahasa Inggris Tingkat Lanjut ini memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris, pada keempat keterampilan bahasa
Inggris yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis, kepada tingkat
yang lebih tinggi. Capaian Pembelajaran minimal keempat keterampilan Bahasa
Inggris pada program Bahasa Inggris Tingkat Lanjut ini mengacu pada Common
European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFRL) dan setara Level B2. English
Level B2 adalah tingkat keempat bahasa Inggris, yakni tingkat Upper
Intermediate dalam Common
European Framework of Reference
(CEFR), suatu penentuan berbagai tingkat kecakapan bahasa yang disusun oleh
Dewan Eropa. Dalam percakapan sehari-hari, tingkat ini biasa disebut sebagai confident atau percaya diri. Pada tingkat ini,
peserta didik dapat berfungsi secara mandiri di berbagai lingkungan akademik
dan profesional menggunakan bahasa Inggris, meskipun dengan berbagai nuansa dan
keakuratan yang terbatas.
(https://www.cambridgeenglish.org/exams-and-tests/cefr/;
EF, CEFR, https://www.efset.org/id/cefr/b2/).
Pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris
Tingkat Lanjut ini adalah pendekatan
berbasis teks (genre-based approach), yakni pembelajaran difokuskan pada
teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulisan, visual, audio, maupun
multimodal. Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman dalam
menggunakan teks-teks berbahasa Inggris untuk memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa keingintahuan (curiousity) tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak kasad mata. Teks menjadi
fokus pembelajaran sebagaiamana yang dikatakan oleh Halliday dan Mathiesen
(2014: 3) bahwa “When people speak or write, they
produce text, and text is what listeners and readers engage with and interpret.” Untuk itu, pengajaran juga difokuskan pada
penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam empat keterampilan
berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu, dalam
tiga jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi. Ada 4 tahap pada
pengajaran bahasa yang menggunakan pendekatan berbasis teks: tahap pertama Building
Knowledge of Field;
guru dan peserta didik membangun konteks budaya, berbagi pengalaman, membahas
kosakata, pola-pola kalimat, dan sebagainya. Pada tahap kedua, Modelling
of Text; guru
menunjukkan teks model (lisan atau tulisan) dari jenis teks yang sedang
dipelajari. Tahap ketiga, Joint Construction of Text; peserta didik mencoba memproduksi
teks secara berkelompok dengan bantuan guru. Tahap keempat, Independent
Construction of Text;
peserta didik diberi kesempatan untuk memproduksi teks lisan dan tulisan secara
mandiri, dengan bimbingan guru yang minimal, hanya kalau diperlukan.
Pembelajaran
Bahasa Inggris Tingkat Lanjut juga dirancang untuk membentuk Profil Pelajar
Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis,
kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam melalui
pembelajaran yang bersifat kontekstual. Dalam kaitannya dengan tujuan
pembentukan Profil Pelajar Pancasila, pengajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
diharapkan dapat mewujudkan peserta didik yang merdeka, yakni menjadi pengguna
bahasa Inggris yang mandiri dan percaya diri, selain itu, pembentukan Profil
Pelajar Pancasila juga dapat dicapai melalui berbagai aktivitas pembelajaran
dengan berbagai jenis teks.
B.
Tujuan
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
Mata
pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut bertujuan untuk memastikan peserta
didik sebagai berikut.
1. Menggunakan bahasa Inggris secara mandiri dan dengan rasa
percaya diri untuk mencapai tujuan komunikasi baik lisan maupun tulisan dalam
tiga jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi dalam empat keterampilan
berbahasa secara terpadu, dengan kompetensi bahasa Inggris setara Level B2
CEFR.
Pada
Level B2 CEFR, peserta didik diharapkan mampu:
a.
memahami
gagasan utama dari teks yang kompleks baik tentang topik konkrit terkait
kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir
atau topik terkait mata pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi, dan
diskusi;
b.
berinteraksi
dengan lancar, spontan, dan mampu berinteraksi secara teratur dengan penutur
jati bahasa Inggris, serta cukup mungkin tanpa ada hambatan bagi kedua belah
pihak yang berkomunikasi atau berinteraksi;
c.
memproduksi
teks dengan struktur organisasi yang jelas dan detail, tentang berbagai topik
dan menjelaskan pendapat atau pandangan terkait isu dalam topik tertentu dengan
memberikan manfaat dan kelemahan (pro dan kontra) dari berbagai pilihan atau
pendapat.
Semua
karakteristik kemampuan bahasa Inggris Level B2 di atas sesuai dengan tujuan
dari teks naratif, eksposisi, dan diskusi.
2.
Memiliki
keterampilan Abad 21, termasuk berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi lisan
dan tulisan, dan mampu bekerja sama, serta mampu berliterasi digital.
3.
Menjadi
warga masyarakat global yang tetap memegang teguh nilai-nilai Pancasila sebagai
falsafah hidup bangsa dengan mengedepankan Profil Pelajar Pancasila seperti
beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong,
dan berkebhinekaan global.
C.
Karakteristik
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
1.
Pengajaran
mencakup empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan
menulis yang diajarkan secara terintegrasi dalam siklus pengajaran berbasis
teks, khususnya 3 jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi. Teks
naratif dipilih karena tiga alasan utama. Pertama, teks naratif merupakan life—worlds (Macken-Horarik, dkk, 2017: 32)
peserta didik, tersedia di setiap masa, dalam setiap kalangan dan kelompok
usia, dalam berbagai jenis dan topik, mulai dari topik sejarah sampai topik
terkini. Kedua, teks naratif bertujuan untuk menghibur, dan merupakan bagian
dari karya sastra. Hal ini diharapkan mampu menarik perhatian dan meningkatkan
minat peserta didik untuk terus belajar bahasa Inggris. Alasan terakhir adalah
naratif juga memainkan peran penting dalam menentukan cara pandang seseorang
terhadap dunia (Bruner, 1986; Gee, 1989,1999, dalam Lopez-Bonilla, 2011:49).
Teks eksposisi dan diskusi dipilih karena jenis teks ini mempunyai peranan yang
sangat penting, tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga di dunia kerja. Teks
eksposisi dan diskusi menuntut peserta didik untuk mampu menggunakan bahasa
Inggris untuk mengemukakan pendapat tentang suatu isu, dengan mengungkapkan
argumen yang didukung fakta, data, dan pendapat para ahli terkait isu tersebut.
Teks diskusi, khususnya, menuntut peserta didik untuk melihat satu isu dari
berbagai perspektif, minimal dua perspektif, yakni perspektif yang mendukung
dan menentang. Pengajaran teks diskusi dapat memfasilitasi peserta didik untuk
berlatih berdebat dalam bahasa Inggris dan juga kemampuan yang sangat penting
baik dalam dunia akademik maupun dalam dunia kerja dewasa ini. Kedua jenis teks
ini, dengan argumen sebagai bagian utama, berperan penting dalam pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dewasa
ini.
2.
Ketiga
teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulisan, tetapi juga teks
lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks
yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik maupun teks yang
dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi
dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik
supaya terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga kemampuan
peserta didik meningkat dalam mengelola informasi digital.
3.
Pengajaran
sastra dan lintas budaya menjadi bagian dari pengajaran Bahasa Inggris Tingkat
Lanjut, karena teks merupakan konstruksi sosial, pembahasan teks tidak akan
terlepas dari pembahasan budaya yang direfleksikan dalam setiap teks yang
dibahas. Dengan demikian, pengajaran sastra dan budaya sudah inklusif dalam
pengajaran pada 3 jenis teks di atas.
4.
Konsep
belajar yang digunakan adalah the zone of proximal development, yakni bahwa proses belajar harus menciptakan
jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditentukan oleh penyelesaian
masalah secara mandiri dengan tingkat perkembangan yang dicapai di bawah
bimbingan orang dewasa (guru) atau kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu (Vygotsky, 1978: 86). Dalam kaitannya dengan konsep merdeka belajar,
pengajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut diharapkan dapat mewujudkan para
peserta didik yang merdeka, yakni menjadi pengguna bahasa Inggris yang mandiri
dan percaya diri.
5.
Proses
belajar berlangsung berdasarkan konsep bahwa belajar merupakan proses sosial,
dan peserta didik belajar bahasa, belajar melalui bahasa, dan belajar tentang
bahasa (Halliday, dalam Feez and Joyce, 1998).
6.
Proses
belajar terjadi dalam kerangka apprenticeship (magang), di mana guru berperan sebagai ahli
yang bisa memberikan bimbingan sampai peserta didik memiliki kemampuan yang
diharapkan. Proses belajar selanjutnya berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni bahwa
proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik
(yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris
pada empat keterampilan berbahasa dalam jenis teks naratif, eksposisi, dan
diskusi.
7.
Prinsip
belajar adalah scaffolding, yakni bantuan tutorial yang
diberikan oleh guru atau orang dewasa lain yang mengetahui cara mengontrol
hal-hal yang berada di luar kapasitas peserta didik (Wood, Bruner and Ross,
1976; Wells, 1999). Guru berperan mengajarkan kepada peserta didik cara
melakukan sesuatu, dalam hal ini cara menggunakan bahasa Inggris dan memberikan
kesempatan untuk mempraktikkannya (Mendelsohn, 2008: 56).
Elemen-elemen
mata pelajaran beserta deskripsinya
Elemen |
Deskripsi |
Menyimak (Listening) |
Peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang
ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami
gagasan utama dari teks dengaran yang kompleks baik tentang topik konkrit
terkait kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu
mutakhir atau topik terkait mata pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi
dan diskusi. |
Membaca (Reading) |
Peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang
ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami
gagasan utama dari teks tulis, baik dalam bentuk cetak maupun dalam visual,
baik teks tunggal maupun ganda, dan yang kompleks baik topik konkrit terkait
kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir
atau topik terkait mata pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi dan
diskusi. |
Menulis (Writing) |
Peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang
ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memproduksi teks
dengan struktur organisasi yang jelas dan detail dalam jenis teks naratif, eksposisi
dan diskusi tentang berbagai topik dan menjelaskan pendapat atau pandangan
terkait isu dalam topik tertentu dengan menjelaskan manfaat dan kelemahan
atau argumen yang mendukung dan menentang tentang berbagai pilihan atau
pendapat. |
Berbicara (Speaking) |
Peserta didik mencapai kemampuan yang ditargetkan
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu berinteraksi dengan
lancar dan spontan secara teratur dengan penutur asli bahasa Inggris dan
cukup mungkin tanpa ada hambatan bagi kedua belah pihak yang berkomunikasi
atau berinteraksi dalam jenis teks naratif, eksposisi, diskusi. |
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut Fase F, Umumnya untuk Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program Paket C)
Pada
akhir Fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam
bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan
pemirsa/pembacanya. Berbagai jenis teks seperti naratif, eksposisi, diskusi,
teks sastra, teks otentik maupun multiteks menjadi rujukan utama dalam
mempelajari bahasa inggris pada fase ini. Peserta didik menggunakan kemampuan
bahasa Inggris untuk mengeksplorasi teks naratif, eksposisi, dan diskusi dalam
berbagai macam topik termasuk isu sosial dan konteks budaya. Pada fase ini,
bukan hanya kemampuan berbahasa peserta didik yang semakin berkembang, tetapi
juga kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan percaya
diri demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Menyimak (Listening) |
Pada akhir Fase ini, peserta didik diharapkan
mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib
dan mampu memahami gagasan utama dari teks dengaran yang kompleks baik
tentang topik konkrit terkait kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun
abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata pelajaran lain dalam
teks naratif, eksposisi dan diskusi. At the
completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted
competence in the compulsory English subject and to comprehend main ideas of
complex listened texts, on both concrete and abstract topics (on events in
their surrounding and current issue), including those specialised ones
relevant to other subjects in the curriculum in Narrative, Exposition and
Discussion texts. |
Membaca (Reading) |
Pada akhir
Fase ini, peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam
mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami gagasan utama dari
teks tulisan, baik dalam bentuk cetak maupun dalam visual, baik teks tunggal
maupun ganda, yang kompleks baik topik konkrit terkait kejadian-kejadian di
lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait
mata pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi, dan diskusi. At the
completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted
competence in the compulsory English subject, and can comprehend main ideas
of complex written texts, both in print and on screen, single or multiple,
both on concrete and abstract topics (on events in their surrounding and
current issue), including the discussion on specialised ones relevant to
other subjects in the curriculum in three text types: Narrative, Exposition
and Discussion. |
Menulis (Writing) |
Pada akhir
Fase ini, peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam
mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memproduksi teks dengan
struktur organisasi yang jelas dan detail dalam jenis teks naratif, eksposisi
dan diskusi tentang berbagai topik dan menjelaskan pendapat atau pandangan
terkait isu dalam topik tertentu dengan menjelaskan manfaat dan kelemahan
atau argumen yang mendukung dan menentang tentang berbagai pilihan atau
pendapat. At the
completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted
competence in the compulsory English subject, and can produce texts with a
clear and detailed structure of organisation on different topics, and express
ideas or opinions on a certain issues or topics by explaining the strengths
and weaknesses or arguments for and against of different choices or opinions. |
Berbicara (Speaking) |
Pada akhir Fase ini, peserta didik mencapai
kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan
mampu berinteraksi dengan lancar dan spontan secara teratur dengan penutur
asli Bahasa Inggris, serta cukup mungkin tanpa ada hambatan bagi kedua belah
pihak yang berkomunikasi atau berinteraksi dalam jenis teks naratif,
eksposisi, dan diskusi. At the
end of this Phase, students are expected to achieve the targeted competence
in the compulsory English subject and can interact fluently and
spontaneously, and can interact regularly with English native speakers and
quite possibly without hindrances for both sides of interactants or can
interact in these text types that is Narrative, Exposition and Discussion. |
Capaian Pembelajaran bahasa Inggris fase lain dapat di lihat di bawah ini: